Gara-Gara Pertanyaan Siskamling, Subardi-Azis Memanas

Gara-Gara Pertanyaan Siskamling, Subardi-Azis Memanas

\"\"KEJAKSAN – Ketua DPRD Kota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH rupanya benar-benar terusik. Pernyataan Wali Kota Subardi SPd dalam Forum Sinergitas yang digelar Polres Ciko, Selasa (6/3) di Hotel Zamrud membuat Ketua DPC Partai Demokrat Kota Cirebon itu tersinggung. Tapi dirinya tidak ingin masalah ini dibesar-besarkan. Yang terpenting baginya kejadian di Hotel Zamrud ini bisa dipetik hikmahnya. Supaya  semua bisa saling menghargai sesama muspida, dan bisa dijadikan pelajaran. Mengenai somasi yang akan dilakukan Partai Demokrat (PD) seperti yang dilontarkan Ketua PAC Kesambi P Yuliarso, Azis menilai, ungkapan yang dilakukan anak buahnya sebagai hal lumrah. Bila ada kader partai demokrat atau pimpinannya dilecehkan. Persoalan akan jadi somasi atau tidak, partai masih mengkaji secara mendalam. “Kader demokrat akan beraksi ketika pimpinannya dilecehkan di depan umum,” tegasnya, Kamis (8/3), di ruang kerjanya. Tapi, ia juga mengakui untuk siskamling, dirinya memang belum pernah turun ke bawah mengontrol. Namun bukan berarti dirinya tidak turun ke masyarakat. Selama ini selalu rutin bertemu masyarakat. Ketika tidak hadir dalam satu acara, jangan lantas digeneralisasi, dirinya tidak pernah turun ke masyarakat. Azis berharap, kader-kadernya untuk tetap menahan diri. Persoalan ini hendaknya berhenti sampai di sini. Meskipun dirinya di depan forum seperti dihakimi tetapi tidak merasa tersinggung. Tentunya persoalan ini bisa dijadikan pelajaran. “Meskipun saya tersinggung, tapi saya menganggap biasa saja,” tegasnya. Walaupun caranya tidak bekenan, Azis justru menilai cara yang dilakukan wali kota semata-mata kritik membangun. Untuk semakin lebih dekat dengan masyarakat. “Cara Pak Wali memang kurang bijaksana. Tapi ini semua saya anggap sebagai kritik membangun  untuk diri saya,” katanya. Selain pernyataan wali kota tentang tidak hadir dirinya di siskamling, Azis menyesalkan sikap wali kota yang meminta dana jasmara jangan dimonopoli konstituennya, tapi diberikan ke RW. Lagi-lagi Azis menegaskan persoalan dana jasmara semuanya diberikan ke masyarakat, tidak terkecuali untuk RW. “Jasmara itu kan untuk kepentingan masyarakat, yang menerima juga tidak jauh dari RT dan RW,” tukasnya. Plt Wakil ketua DPRD, Lili Eliyah SH MH juga menyesalkan sikap wali kota. Seharusnya sebagai kepala daerah bisa mengontrol ucapannya. Terlebih lagi yang dilakukan Subardi jelas-jelas mempermalukan institusi DPRD. Karenanya, dirinya merasa tersinggung. Tidak hanya pertama kali saja wali kota mempermalukan orang. Dirinya juga pernah merasa dipermalukan di depan banyak orang. “Lagian ngapain wali kota ngurusi Jasamara-nya dewan. Itu kan hak dewan. Dan semuanya juga dikembalikan ke masyarakat. Tidak terkecuali penerimanya RT dan RW. Lha membangun Kota Cirebon saja tidak jelas kok ngurusin lembaga lain,” pungkasnya. Dalam pertemuan tersebut, Wali kota Subardi SPd, menanyakan kepada para RT dan RW apakah kerap turun ke siskamling masyarakat. Dijawab serempak oleh peserta, “Tidak”. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: